ASSALAMU 'ALAIKUM

Mulailah dengan bismillahi rohmani rohim

Rabu, 14 Mei 2008

IKAN, LARON DAN SEMUT


Kutipan dari sebuah nasyid

Aku bertanya:
Pada semua ikan dikolam
Tidakkah kau bosan
Di tempat sesempit itu?
Dan ikan pun menjawab:
Tiada bosan
Walau berada ditempat sekecil ini
Karna aku disini bersama Tuhanku

Dan aku pun bertanya:
Pada laron yang beterbangan
Yang hidup hanya
semalam?
Dan ia pun menjawab:
Tiada tersia
Walau hanya semalam aku hidup di dunia
Karna dalam semalam aku hidup
ku sebut Tuhanku

Dan aku pun bertanya:
Pada semut-semut di sarangnya
Tidakkah kau rasa lelah
bekerja?
Dan ia pun menjawab:
Tiada lelah
Walau spanjang hidup aku terus bekerja
Karna setiap saat dalam bekerja
Bersama Tuhanku

Tanya pada diriku:
Bisakah hidup tanpa Tuhanku??
Sekeras apa kerja tanpa Tuhanku??

Sabtu, 03 Mei 2008

Cerita tentang kita

Izinkan untuk memulai tausiyah ini tidak dengan mengutip ayat-ayat Al Quran
Bukan karena tak perlu atau tak ada referensi yang tepat untuk tema ini,
justru ayat-ayat al quran lebih banyak dan paling alami untuk manusia
Tapi kondisi sekarang berbeda…
Hati kita telah sering meng’iya’kan: ”Bener nian arti surat Al Quran itu, sering aku membacanya tiap sholat, tapi sering juga aku melupakannya.”
Lupa dengan sengaja atau memang kita telah bosan? Astaghfirullah

Sebagai refreshing, dan insyaAllah lebih mudah disimpan dalam long term memory
Lebih mudah diresapi bila lagu ini terdengar mengalun
Walaupun bukan lagu Islami, bisa saja dibuat menjadi Islami

Sebait syair dari Peterpan, Semua Tentang kita Refferennya kurang lebih seperti ini:
Ada cerita tentang aku dan Dia dan kita
bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita bersama
Saat kita tertawa

Yang pasti teman-teman lebih tahu dan hapal lagunya
Ada cerita tentang aku, Dia dan kita saat dulu kala

Ya... cerita tentang kita, manusia,
yang akan ku singkat mulai saat bersekolah 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA dan sebentar lagi 6 tahun PT.
19 tahun kita belajar formal, 6 jam sehari kita duduk di bangku sekolah
Waktu yang cukup lama sehingga sekolah telah menjadi rumah kedua kita
Tapi seiring waktu itu juga, keluar masuk kita sekolah terasa datang dan pergi begitu saja.
Tak ada manfaat yang kita ambil dan kita berikan kepada semua penghuni sekolah...

Dan untuk kedua kalinya ku potong cerita tentang kita ini dimulai saat sekolah berganti kuliah
6 tahun yang lalu, Dengan senyum kita memasuki gerbang Fakultas Kedokteran di bumi Sriwijaya.
Disambut senyuman lain yang begitu hangat dari kakak-kakak kita yang tenyata aktif di Mushollah.
Disambut senyuman lain yang selanjutnya kita sebut sebagai teman, bahkan saudara jika perlu, ketika kita dikumpulkan bersama dalam satu lingkaran. Bersama saat dulu kala.. tertawa kita bersama

Memang... tidak sulit untuk bertarung mencari teman dibanding bertarung melawan diktat kuliah dulu.
Teman selalu ada di kanan dan kiri.
Di depan dan belakang kita.

Kawan di kanan dan kiri terutama saat duduk ‘melingkar’,
dikanan dan kiri saat belajar dengan ruang kelas yang seolah-olah ada hijabnya -cowok di kanan, cewek di kiri-,
teman disaat berbagi diktat, mengkopi bahan untuk mid besok harinya, hal konyol yang mungkin hanya ditemui di kampus ini

Sahabat jua ada di depan dan belakang saat sibuk berorganisasi, rapat ini itu
ada yang selalu mendorong semangat kita dari belakang
ada yang terus memandu jalan panjang ini dari depan
tak ada yang marah disuruh kolar-kilir bandara – Madang untuk jemput pembicara
tak ada yang kecewa pulsanya habis untuk ngingeti rapat, rapat dan rapat.

Ada sepenggal cerita tentang masa yang indah

Tiga tahun sudah, bersama kita tinggalkan tanah Layo...
Tapi, Profesi mahasiswa masih tetap ada.

Kampus FK masih ditempati
Walau sekarang kampus itu berupa kamar-kamar yang berisi 6 bed yang masing-masing ditiduri oleh:
- kakek tua dengan iga yang terinspeksi jelas. Ia tak henti-hentinya batuk
- ibu yang sedang menyusui bayinya, setelah berjuang payah menantang maut
- bapak yang lumpuh separuh badannya, bicaranya pun tak dapat dimengerti
- satu bed dimana berbaring pemuda yang berlumur darah di punggungnya, laserasi lebar hampir memutuskan lengannya
- dan bed kecil dimana ada balita dengan botol infus..., entah botol infus yang keberapa sudah ia habiskan untuk mengembalikan viskositas darahnya
- serta sebujur tubuh tak bernama dan tak bernyawa, rela dibolak-balik bahkan dibedah tanpa anestesi.

Di kampus ini pun kita tinggal menghitung bulan... 140 hari lagi, tepatnya!
Setelah itu... Kuncir toga bergeser dari kiri ke kanan—tanda perpisahan dari bangku sekolah yang kelima kalinya.
Masihkah akan sama dengan perpisahan seperti SMA dulu yang memang penuh gita cinta.
Tapi tanpa manfaat yang kita ambil dan yang kita tinggalkan untuk teman-teman kita, khususnya.

Gajah saja bila mati akan meninggalkan gading, bagaimana dengan kita...
Nikmatilah detik-detik terakhir ini dengan saling membantu... saling tausiyah... lebih meningkatkan kualitas bertemu... bukan sekadar bercanda, cerita seputar pasien dll.

Memang sudah fitrahnya setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan
Namun, pertemuan yang direncanakan Sang Khalik ini banyak memberikan cerita indah. Seandainya kita menyadari perpisahan itu dari sekarang
Pastinya ’kan ada persiapan.
Agar saling memberi manfaat

Dalam itu semua... ada perpisahan yang lebih besar adanya
Berpisah dari dunia ini... yang pasti persiapannya lebih berat lagi
Dan adakah cerita tentang kita ini, yang sedang kita ingat,
yang sedikit ku kutip dari catatan Sang Khalik ini akan berlanjut di akherat
Untuk tetap menjadi teman di surga kelak. insyaAllah

Ssssst… Jangan Ada Kusta diantara Kita

Oleh: Budi Santoso, S.Ked

Seorang pemuda berusia 30 tahun ‘berlari’ di koridor suatu bangsal Rumah Sakit Kundur dr. Rivai Abdullah Palembang. Ia ‘berlari’ diatas kursi rodanya setelah selesai menjalani rutinitas pagi, necrotomi dan pembersihan borok di telapak kaki kanannya. Diatas kursi roda, karena adanya deformitas (kelainan bentuk, red) pada jari-jari kakinya. Borok, karena hilangnya sensasi rasa pada kulit kakinya. Penyakit apa yang sebenarnya terjadi??.

Lepra, Morbus Hansen (MH) atau yang biasa dikenal dengan kusta. Nama penyakit yang telah disebutkan dalam Al Qur’an ini, masih banyak diderita di Indonesia, 1,57 per 10.000 penduduk. Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang terutama menyerang saraf tepi, lalu kulit dan organ tubuh lain kecuali saraf pusat. Penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama. Jika pun telah ada kuman lepra pada tubuh seseorang, tidak berarti langsung timbul gejala-gejala penyakit kusta, karena banyak faktor yang akan mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut. Patogenitas kuman, keadaan sosial ekonomi dan lingkungan serta faktor genetik perlu dipertimbangkan.

Bagaimana sih, gejala penyakit kusta itu?

Ada tiga tanda utama penyakit kusta. Pertama, adanya kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa. Kedua, penebalan saraf tepi yang juga disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa, kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut terganggu. Ketiga, pada pemeriksaan kerokan kulit didapatkan kuman M. leprae.

Terus… bila dijumpai tanda-tanda tersebut, apa yang harus dilakukan?

Segera konsultasikan dengan dokter atau datanglah ke puskesmas terdekat. Mengapa? Karena, semakin cepat didiagnosis suatu kusta, makin sedikit kemungkinan mengalami kecacatan seperti halnya pemuda 30 tahun diatas. Jika memang benar penyakit tersebut adalah kusta, maka akan diberi paket obat dalam kemasan blister yang harus dimakan sampai habis dan tetap terus kontrol ke puskesmas atau dokter. Rifampisin, DDS (diaminodifenil sulfon), Lampren sebagai Multi Drug Treatment (MDT) merupakan obat-obat untuk penyakit kusta yang diminum rutin selama 12 sampai 18 bulan. Insyaallah sembuh!

Lantas bagaimana nasib si pemuda diatas kursi rodanya tadi?

Ia masih dapat berlari, walau tak sekencang dahulu. Kedua kakinya masih tegak berdiri di bumi Allah, walau tak sekuat dahulu. Dan ia masih bersyukur kakinya masih ada, walau jemarinya saling berdekatan tak seperti dahulu.

Rehabilitasi, terapi tambahan yang mesti dijalani agar otot-ototnya tidak lemah, ditambah kekaryaan yang dapat menambah semangat hidup, agar diterima masyarakat tentunya.

Dengan borok dikakinya yang mungkin sukar sembuh. Lakukan perawatan luka. Setiap hari, luka yang menganga dibalut agar tetap bersih dan terhindar dari benturan. Yang paling penting, hindari penyebab luka. Karena kulit kaki yang mati rasa tidak akan tahu kalau duri ikan telah bersarang didalamnya seharian. Gunakan alas kaki yang cocok dengan bagian dalam yang lunak dan bagian luar/sol yang keras agar tidak mudah ditembus.

Dan. Yang tidak kalah penting… berdoa kepada Sang pemilik jiwa dan raga ini. Dialah Yang memberi penyakit dan Yang menyembuhkannya...

Selanjutnya, jangan ada kusta diantara kita lagi...

Jumat, 02 Mei 2008

KULIAH

2 Mei 2008 (ditulis untukmu guru)

Dosen, ditingkat awal

Residen, saat belajar melayani pasien

Konsulen, saat menganalisis setiap keluhan, tanda dan gejala pasien.

Aku...

Datang untuk tetap ’memakan bangku’, tapi kali ini bangku kuliah

Duduk di ruang kelas yang tersusun bertingkat

Diam demi mendengar materi dari sang guru yang berdiri didepan forum

Ya... 3D yang tak lepas dari seorang siswa-walau telah berubah menjadi maha.

Dimulai dari AGAMA, dengan bermalam (mabit) di masjid untuk menempa iman,

KEWIRAAN, demi tumpah darah Indonesia

PANCASILA, agar moral generasi muda tak tergoyah

ILMU SOSIAL DASAR, karena alaminya kita butuh orang lain dan orang lain butuh kita,

Dosen yang cukup ’senior’ untuk menuturkan satu-persatu bahasan dengan ikhlasnya.

Dilanjutkan BIOLOGI, KIMIA dan FISIKA MEDIK

yang perlahan menyentuh sisi-sisi tubuh manusia, yang selanjutnya akan disebut sebagai pasien.

ANATOMI, FISIOLOGI, PATOLOGI akhirnya tak hanya menyentuh, tapi merasuki setiap nafas-nafas kuliah kami

HISTOLOGI, BIOKIMIA, MIKROBIOLOGI, PARASITOLOGI, FARMAKOLOGI, FARMASI DAN GIZI pun ambil bagian dalam makanan yang kami cerna

Masih perlu ETIKA, FILSAFAT, METODOLOGI dan PERILAKU untuk tambahan energi dalam berjuang nanti...

Semua ilmu yang kami serap itu datang dari sang pahlawan tanpa tanda jasa.

Terlepas dari keformalitasan pendidikan kedokteran

Ada guru lain yang tidak mengajarkan dengan tulisan

Tapi...

dari bahasa agung residen dan konsulen PENYAKIT DALAM

Ketangkasan tangan residen dan konsulen BEDAH

Pimpinan mulia residen dan konsulen OBSTETRI-GINEKOLOGI

Senyuman mungil residen dan konsulen ANAK

Tatapan hangat residen dan konsulen MATA

Sentuhan lembut residen dan konsulen KULIT DAN KELAMIN

Pendengaran tajam residen dan konsulen THT

Monitoring ketat residen dan konsulen ANESTESI

Kecermatan fikir residen dan konsulen NEUROLOGI

Pertolongan tulus residen dan konsulen REHABILITASI MEDIK

Tawa cemerlang residen dan konsulen GIGI DAN MULUT

Keluhuran budi residen dan konsulen JIWA

Ketangguhan raga residen dan konsulen RADIOLOGI

Keikhlasan diam residen dan konsulen FORENSIK MEDIK

Kebersamaan indah konsulen KESEHATAN MASYARAKAT

Dari ku: Terima kasih guruku...